DEMI PANCASILA, DEMI INDONESIA, KAMI MENOLAK TUNDUK!

Apakah sebenarnya di atas? Itu adalah judul dari catatan sebuah teman di jejaring sosial Facebook. Bila ingin lihat atau membaca ceritanya, lihat aja disini >>
Tolong dicopy paste dan disebarkan ke jaringan teman-teman semua perbuatan walikota Bogor yang menolak keberagaman... 
Tindakan kecil kita ini sedikit banyak akan menyelamatkan masa depan kita dari tangan para bajingan (mengutip ucapan Frans Magnis di kompas minggu lalu...) 
DEMI PANCASILA, DEMI INDONESIA, KAMI MENOLAK TUNDUK!
Hari ini, Minggu 2 Oktober 2011, menjadi saat dimana jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bakal Pos (Bapos) Taman Yasmin kembali coba diusir oleh Pemerintah Kota Bogor dari lokasi peribadatannya. Gedung geraja kami yang sah digembok secara ilegal oleh Pemkot Bogor dan ketika jemaat terpaksa beribadah ditrotoar dekat bangunan gereja, jemaat juga diusir. Dalam dua kali hari Minggu terakhir ini, Walikota Bogor Diani Budiarto kembali terlihat berada di lokasi upaya pengusiran didekat lokasi bangunan gereja milik GKI Bapos Taman Yasmin yang sah. Nampaknya, patut diduga bahwa upaya pengusiran, meskipun gagal, di dua kali hari minggu terakhir ini, dipimpin langsung di lapangan oleh Walikota Bogor. Beragam cara dilakukan Satpol PP untuk mengusir jemaat, mulai dari berusaha mendorong ibu-ibu yang ibadah, mencoba mendorong Ibu Pdt. Novita Sutanto yang memimpin ibadah, menyalakan mesin truk dan berulang-ulang “mengegas” mesin truk sehingga titik lokasi ibadah jemaat menjadi riuh dengan mesin truk dan bahkan mencoba merebut Anggur dan Roti Perjamuan Kudus yang sangat dihormati umat Kristiani. 
Dari apa yang terjadi di dua kali hari Minggu ini sangat jelas memperlihatkan bahwa Walikota Bogor Diani Budiarto telah menjelma menjadi pejabat publik yang dengan sangat arogan mencoba mengusir dan melarang peribadatan yang dilakukan warga negara Indonesia yang sebenarnya berhak beribadah di bangunan gereja yang sah dan disahkan Mahkamah Agung (MA) serta bahkan Ombudsman Republik Indonesia (ORI). 
Rongrongan tanpa dasar yang menolak keberadaan gereja di Taman Yasmin tidak pernah didasari sebuah alasan hukum atau alasan rasional. Yang ada adalah fitnah dan sentimen sempit antikeragaman dengan meniupkan sentimen anti-agama lain yang berbeda, yang berarti notabene juga anti-Bhinneka Tunggal Ika dan anti-Pancasila serta anti-UUD 1945. Saat Sabtu 1 Oktober kemarin Pengurus Pusat ANSOR menggelar peringatan Halal Bihalal dan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Pesantren Al-Ghozaly Bogor bersama elemen-elemen bangsa LINTAS IMAN untuk mendukung Pancasila, ternyata Walikota Bogor malah terus melakukan gerakan-gerakan antikeragaman, anti nilai-nilai Pancasila, dan anti-lembaga-lembaga negara Republik Indonesia, diantaranya Mahkamah Agung, Ombudsman Republik Indonesia dengan terus melawan putusan Mahkamah Agung dan Rekomendasi Ombudsman berkait GKI Bapos Taman Yasmin. Perbuatan berulang-ulang Diani Budiarto ini adalah indikasi bagaimana ternyata patut diduga pemikiran dan gerakan anti-keberagaman serta pemikiran dan gerakan pemicu disintegrasi bangsa telah menyusup dalam ke Pemerintah Kota Bogor yang dipimpin Diani Budiarto sebagai Walikota. 
Dengan seriusnya permasalahan dan ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini, yang berasal dari jajaran Pemerintah Kota Bogor di bawah kepemimpinan Saudara Diani Budiarto selaku Walikota Bogor, kami berharap agar pemerintah pusat Republik Indonesia, dalam hal ini Presiden Republik Indonesia, segera bertindak cepat sebelum pemikiran dan gerakan ini semakin menguat dan sebelum menyebar ke pemerintah daerah lainnya di wilayah hukum Republik Indonesia. Kami juga berharap agar Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) sebagai Bhayangkara Negara tetap waspada agar pemikiran seperti ini tidak ikut menyusup pada POLRI sehingga POLRI tidak akan pernah malah bekerja sama dengan kelompok-kelompok pengancam integrasi bangsa. 
GKI Bapos Taman Yasmin sendiri bersama pernyataan ini menegaskan bahwa dengan semangat dan keyakinan kami akan hak konstitusional kami di negara ini, dengan cinta kami pada Indonesia, dan keyakinan kami akan Pancasila, kami nyatakan kami menolak tunduk pada tekanan-tekanan kekuatan anti-NKRI dan anti-Pancasila yang mencoba merebut hak konstitusional kami untuk beribadah dibangunan gereja kami yang sah dan disahkan lembaga-lembaga negara. 
Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih bagi seluruh kawan-kawan LINTAS IMAN sesama pendukung NKRI dan Pancasila yang terus mendukung dan menemani kami menuntut hak beribadah kami. Ini adalah perjuangan bersama seluruh anak bangsa yang mencintai dan menginginkan Indonesia sebagai rumah bersama bagi semua, dimana kami adalah bagian didalamnya. 
Semoga Tuhan selalu menyertai langkah perjuangan damai tanpa kekerasan ini sekarang dan sampai selamanya. Tuhan memberkati Indonesia. 
Bogor, 2 Oktober 2011 
Hormat kami,
Majelis Gereja Kristen Indonesia,
Jl. Pengadilan 35 Bogor
Pdt. Ujang Tanusaputra Pnt. Diah Renata Anggraeni
Ketua Umum Wk. Sekretaris Umum
Informasi lebih lanjut silakan hubungi:
Bona Sigangging 08121116660, Dwiati Novitarini 08111108643

Pendapatku sebagai admin dari Aswida's Article :

  1. Aku ikut prihatin dengan kondisi yang terjadi sekarang. Umat agama lain malah diinjak-injak. Padahal sudah tertulis di Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 bahwa setiap orang berhak beribadah sesuai dengan kepercayaannya.
  2. Marilah kita selaku orang Indonesia yang masih menjunjung tinggi nilai toleransi antar umat beragama janganlah kita menghalau orang-orang yang akan beribadah bahkan menolak mereka beribadah kepada Tuhan. Yang pasti Tuhan tidak senang umat-Nya diinjak-injak seperti itu.
  3. Kalau mau memberikan saran, kritik, maupun pendapat bisa komentar di bawah postingan ini. Bila ada yang bagus, aku akan memasang komentar kalian di blog ini. Terima kasih
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "DEMI PANCASILA, DEMI INDONESIA, KAMI MENOLAK TUNDUK!"

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Copyright © 2015 Catatan Harian - All Rights Reserved