Inilah kedua percakapan tersebut :
- Percakapan pertama :
Cowok: maukah kau menikah denganku?
Cewek: apakah kamu punya sebuah rumah?
Cowok: tidak,
Cewek: apakah kamu punya sebuah mobil BMW?
Cowok: tidak..
Cewek: berapa gaji mu?
Cowok: tidak punya, tapi.......
Cewek: tidak ada tapi, kamu tidak punya apa-apa.. Bagaimana bisa menikah denganku? Tinggalkan aku!!
Cowok: (berkata pada dirinya sendiri) aku punya 4 villa, 2 Ferrari, 3 Porsche, 6 Audi.. Kenapa aku harus beli BMW?! Bagaimana aku dapat gaji bila aku adalah seorang boss?? - Percakapan kedua :Sebelum Menikah dan Sesudah MenikahSebelum Menikah
cowok : Akhirnya, aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama.
Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi?
Cowok : Tentu Tidak!!Jangan pernah kau berpikiran seperti itu.
Cewek : Apakah Kau mencintaiku??
Cowok : Tentu!! Selamanya aka...n tetap begitu.
Cewek : Apakah kau pernah selingkuh??
Cowok : Tidak!! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu.
Cewek : Maukah kau menciumku??
Cowok : Ya.
Cewek : Sayangku.Sesudah 5 tahun nikah, tinggal baca dari bawah ke atas..
Hmm, ada pesan dan kesan saat membaca salah kedua dari percakapan diatas.
- Percakapan pertama : tentu saja si cewek sangat matre. Ingin mengejar harta dari si cowok. Padahal, si cowok belum selesai ngomong. Mungkinkah anda mengalami hal ini? *Pesan dari aku : jangan meninggalkan sebuah obrolan sebelum obrolan itu selesai
- Percakapan kedua : inilah percakapan yang membuat aku senyam-senyum sendiri (jangan dikira gila). Dan janganlah menerapkan langkah ini dalam kehidupan sehari-hari. *Pesan [lagi] dari aku : kayak diatas, jangan terapkan ngomong-ngomong atau obrolan ini dalam kehidupan. Tapi kalau dari atas boleh. Hehe
0 Komentar untuk "Sebuah Percakapan dari Dia untuk Dia"