Si Wedhus Gembel dari Masa ke Masa

MERAPI adalah gunung termuda dalam kumpulan gunung berapi di Pulau Jawa bagian selatan. Gunung itu berada di zona subduksi, dengan Lempeng Indo-Australia yang terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah itu berlangsung sejak 400.000 tahun lalu. Dan, sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif.




wedhus gembel pada gunung merapi
Setelah itu, letusan Merapi menjadi eksplosif dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava. Sejak tahun 1548, gunung itu sudah meletus 69 kali. Dalam setiap letusan, Merapi selalu mengeluarkan awan panas dengan kuantitas dan arah berbeda. Itulah yang acap disebut masyarakat di kawasan Merapi sebagai wedhus gembel.

Letusan-letusan kecil terjadi setiap dua-tiga tahun, sedangkan letusan lebih besar antara 10 dan 15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang berdampak besar antara lain terjadi pada tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.

Letusan besar tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan itu menyebabkan Kerajaan Mataram Kuno harus dipindah ke Jawa Timur. Letusan pada tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1.400 jiwa manusia.
Makan Korban Letusan pada November 1994 menyebabkan embusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan pada 19 Juli 1998 cukup besar, tetapi mengarah ke atas sehingga tak memakan korban jiwa. Pada tahun 2001-2003 Merapi melakukan aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

April dan Mei 2006 muncul tanda-tanda Merapi bakal meletus kembali. Itu ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah Jawa Tengah dan DIY mempersiapkan berbagai upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.

Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan aktivitas Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo, menjelaskan 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta m3. Itu berarti lava telah memenuhi seluruh kapasitas Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.

Pada 1 Juni, hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas yang lebat terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. Muntilan yang berada sekitar 14 km dari puncak Merapi paling merasakan hujan abu itu.

Pada 8 Juni pukul 09:03, Merapi meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng gunung panik dan melarikan diri ke tempat aman. Hari itu tercatat dua letusan; letusan kedua terjadi sekitar pukul 09:40.

Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di Kabupaten Sleman.

Pada 20 September 2010, BPPTK Yogyakarta menaikkan status Merapi dari normal menjadi waspada. Pada 21 Oktober pukul 18:00, statusnya berubah lagi menjadi siaga. Pada 25 Oktober pukul 06:00, BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Merapi menjadi awas. Dan, 26 Oktober, Merapi memasuki tahap erupsi.

Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi pukul 17.02. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 m yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan itu menyemburkan material vulkanik setinggi sekitar 1,5 km.
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Si Wedhus Gembel dari Masa ke Masa"

Terima Kasih Sudah Berkomentar
 
Copyright © 2015 Catatan Harian - All Rights Reserved